Sejarah DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dikembangkan pada tahun 1993, setelah melihat BOOTP tidak tepat untuk memberikan informasi konfigurasi ke komputer. BOOTP (Bootstrap protocol) merupakan protokol pendukung DHCP. BOOTP didasarkan pada UDP, karena itu BOOTP bukan protokol “reliable” dalam hal ini tidak ada jaminan yang dilakukan oleh protokol bahwa pesan yang dikirim dari klien akan sampai pada server, atau sebaliknya.
2.2. Tujuan DHCP
DHCP dibuat bertujuan sebagai berikut.
a. Tidak ada manual konfigurasi pada klien
b. Satu server dapat menangani banyak subnet.
Administrator jaringan tidak perlu menyediakan sebuah komputer per subnet untuk memberikan layanan DHCP, karena itu DHCP hanya perlu bekerja melalui router melalui banyak subnet.
c. Banyak server diijinkan.
Untuk redundansi dan reliabilias, server dan klien harus dapat berhubungan dengan banyak server aktif pada satu jaringan
d. Host-host yang terkonfigurasi secara statis harus berdampingan.
Host-host yang untuk beberapa alasan memerlukan alamat IP yang sama, atau yang tidak dapat berpartisipasi dalam protokol DHCP, harus dapat bekerja dalam jaringan yang sama secara harmonis.
e. BOOTP berdampingan.
Implementasi-implementasi DHCP harus beroperasi dengan agen relai BOOTP dan memberikan layanan pada klien BOOTP.
f. Jaminan alamat yang unik
DHCP tidak boleh memberikan alamat IP yang sama pada banyak klien
g. Menjaga informasi klien.
DHCP harus menjaga parameter-parameter setiap klien dalam penyimpanan yang stabil sehingga server yang beroperasi lama tidak akan mempengaruhi integritas informasi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment